BINTAN – Belasan warga Desa Mantang Lama, Kecamatan Mantang saling membahu untuk mendirikan tenda dan merias panggung, di lapangan desa tersebut, Kamis (6/12) sore kemarin. Pekerjaan pun selesai dengan ritual doa tolak bala, menjelang matahari tenggelam di ufuk barat.
Lapangan yang sudah dirias kembali benderang, saat malam tiba. Penari dan tokoh masyarakat menampilkan tari inai dan memberikan tepuk tepung tawar kepada rombongan Bupati Bintan H Apri Sujadi, yang tiba Kamis malam itu.
Suasana pun mulai hening. Gani sang tetua (orang tua) dari sanggar Bungsu Sakti langsung menuju tengah panggung. Ia membaca doa dalam melakukan ritual singkat. Dalam kesenian teater mak yong, ritual ini disebut dengan betabik atau buka halaman. Betabik selesai, gamelan pun mulai berbunyi dimainkan anggota sanggar Bungsu Sakti.
Di atas panggung, pemeran Tuan Putri mulai membawakan lakonnya. Tuan Putri tak sendiri, ia selalu memanggil Awang, pemeran utama yang dipercayai oleh raja. Tak terasa, festival mak yong dengan lakon Tuan Putri Mentimun Muda pun menghibur ratusan penonton.
Camat Mantang Pilihan mengatakan, festival mak yong ini dilaksanakan oleh pemerintah Desa Mantang Lama bersama warga setempat. Festival mak yong dilakukan oleh sanggar Bungsu Sakti, selama tiga malam, sampai Sabtu (8/12) malam ini. Namun, lakon yang dipentaskan sanggar Bungsu Sakti selalu berbeda.
”Kegiatan ini dilaksanakan untuk melestarikan kesenian mak yong. Karena, mak yong merupakan warisan dunia yang berasal dari Mantang Lama. Ini sudah diakui oleh PBB,” jelas Pilihan.
Pilihan berharap, kesenian mak yong menjadi perhatian pemerintah provinsi dan kabupaten. Bahkan dari pemerintah pusat Indonesia. Karena, mak yong Mantang ini ibarat mutiara yang tenggelam lumpur.
”Harus kita bangkitkan kembali. Sekarang, kami bikin festival mak yong. Selanjutnya, pemerintah yang membuat iven lebih besar lagi,” harap Pilihan.
Bupati Bintan H Apri Sujadi mengapresiasi festival mak yong yang digelar oleh masyarakat Desa Mantang Lama ini. Kesenian budaya ini harus dilestarikan. Tapi, perlu kerja sama dari semua pihak. Bupati bangga, karena generasi muda di Desa Mantang Lama terus mempertahankan kesenian mak yong.
”Kita lihat tadi, anak-anak di Desa Mantang yang tergolong anak zaman now, mampu memainkan peran mak yong. Itu artinya, generasi Desa Mantang tidak terpengaruh dengan kondisi saat ini. Ini harus kita apresiasi dan terus kita pertahankan,” kata H Apri Sujadi.
Ke depannya, bupati meminta agar Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan berkoordinasi ke pemerintah desa, agar mak yong menjadi ekstrakurikuler di sekolah di Kecamatan Mantang. ”Sehingga, kesenian teater mak yong menjadi satu ikon turun temurun di Bintan,” tambah bupati. Tanjungpinangpos
5,058 total views, 1 views today